Cerpen


            " PERPISAHAN SUDAH DI DEPAN MATA "


Suasana di sekolah hari ini terlihat begitu menyenangkan. Entah apa yang membuat hari ini terasa berbeda dari hari lain, tak ada yang istimewa sebenarnya di hari ini, ini bukan hari ulang tahunku…. Ini juga bukan hari jadianku. Lantas apa yang membuat hari ini tampak begitu istimewah? Entahlah….
Meski hampir terlambat, namun perjalanan kesekolah hari ini sungguh ku nikmati. Menghisap sejuknya udara pagi membuat ku lebih nyaman. Tak peduli orang berkata apa, tapi dengan percaya dirinya aku pancarkan senyuman-senyuman indahku.hehe 

“ Pagi – pagi gini udah senyum-senyum sendiri, gila..’ ucap Ranti

‘’ emang…..wkwk, tapi yang lebih gila itu kamu, pagi-pagi gini udah sibuk banget yaaaah dengan handphonenya, lagi smsan? Atau update status?” godaku pada Ranti.

“ suka-suka dong” balas Ranti

“ Nah.. kalau gitu suka-suka aku juga doong,wkwk.’


Bel tanda masuk sudah berbunyi, langkah – langkah kecil dan malas kami arah kan ke lapangan.
kami berbaris rapi di lapangan sekolah yang sangat kami cintai ini, di bawah pancaran mentari pagi yang tampak begitu mempesona, indah dan sehat, itulah kuasa ALLAH.

Ya, seperti biasa kami melakukan aktifitas setiap hari Jum’at, senam pagi…. Setelah senam, kami di bariskan lagi untuk mendapat beberapa arahan dari bapak kepala sekolah, dan setelah itu di bubarkan ke kelas masing-masing.
Ibu Meliana, yang seharusnya mengajar biologi di jam pertama ini  tidak masuk kelas, kalau guru sudah tidak masuk, yah… semua siswa tentunya akan sibuk dengan urusannya masing-masing.

Aku sengaja duduk di tempat guru biasanya duduk. Aku pandangi satu per satu teman-teman di kelas, Ku lirik semua aktifitas yang mereka lakukan. Lagi lagi aku tersenyum, kalau saja ada yang lagi memperhatikan tingkahku saat itu, mungkin aku benar-benar sudah di anggap gila, untunglah sepertinya tidak ada orang yang lagi mengamatiku, semua terlihat sibuk. Tiba – tiba senyuman itu terhenti, entah mengapa rasanya aku begitu terharu saat sadar bahwa sebentar lagi kami akan berpisah. “ Rasanya baru kemarin aku mengenal kalian teman, namun sebentar lagi kita akan berpisah”. Gumamku dalam hati.

Yah, sebentar lagi akan ada perpisahan besar, Ujian Nasional…..sudah di depan mata, setelah itu kami tak kan bisa untuk sama-sama lagi, tak kan bisa saling bertatap muka setiap pagi sampai siang seperti saat ini, tak kan bisa saling berbagi canda tawa atau mungkin bertengkar lagi, bahkan mungkin nantinya kami akan sibuk dengan kegiatan masing-masing.Inilah hidup… dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan bukan?
            Waktu terus berjalan, tapi tak jemu-jemu aku menatapi wajah teman -temanku dari kejauhan, ku lirik segerombolan yang ada di sudut belakang, mereka sangat asyik bermain kartu, terlihat pot bunga berada di atas kepala oki, si kecil X11 IPA3, yah itu tandanya Oki lagi mendapatkan hukuman karena kalah, celetukan-celetukan mas Gigih yang paling pintar bikin orang ketawa juga terdengar di telingaku. Terus ku hayati setiap gerak gerik yang di lakukan oleh teman-teman.

Di depan kelas juga ada segerombolan para cewek XII IPA3 yang lagi asyik-asyiknya bercerita, di pimpin sama Eliza, entah apa yang sedang mereka ceritakan hingga mengundang tawa yang sepertinya seru banget.
Di dekatku juga terlihat Lia dan Ria yang lagi tidur-tiduran di lantai, “ hem…. Nanti tak kan bisa aku jumpai suasana seperti ini, aku pasti akan merindukannya.” Lirihku..

“ Do…. Keluar yuk! Cari Ranti sama Wenny,gak bosan apa di dalam?’’ Ajak Wulan yang udah melangkahkan kaki keluar.


“ Gak ah…. Masih pengen di sini.” Jawabku ketus

            Entah sudah berapa lama aku menduduki kursi Guru ini, tapi aku masih asyik banget mengamati teman-temanku. Kali ini pandanganku teralih pada dua temanku yang lagi duduk di depan. Dua laki-laki ini terlihat berbeda dengan teman laki-lakiku yang lain, yang pada sibuk dengan kartunya. Dua laki-laki ini terlihat serius sekali dengan ceritanya, mereka berdua adalah teman yang sangat akrab, yah,,, wajar sajalah mereka selalu bersama bahkan dari mereka kecil…. Dua laki-laki ini adalah Mu’alif dan Forman.
Mu’alif adalah laki-laki berdarah minang, dia adalah teman yang sangat baik, perhatian, penyayang dan menyenangkan.
Forman adalah laki-laki berdarah batak, terlihat sedikit menakutkan ketika dulu aku belum terlalu mengenalnya, tapi ternyata orangnya asyik dan tidak kalah baiknya di bandingkan dengan Mu’alif.

Berteman dengan mereka berdua sangat menyenangkan, asyik dan gokil deh…, apalagi jiwa pemimpin yang ada di dalam diri mereka itu yang membuat aku salut. Tanpa mereka berdua rasanya ada yang berbeda di kelas XII IPA3, terasa sepi.Yah… mungkin karena aku sudah terbiasa becanda dengan mereka, ngejahilin mereka, bahkan menggoda mereka.haha.. Jadi aku  tampak lebih akrab dengan mereka di banding dengan teman yang lain, aku memang belum terlalu lama mengenal mereka, tapi rasanya aku sudah menganggap mereka sebagai sahabatku.

Tanpa mengerjapkan mata, terus aku pandangi dua laki-laki ini, tanpa henti Forman bercerita dengan penuh semangat, entah semangat apa yang lagi ia gunakan… semangat baja? Atau semangat kemerdekaankah?  Aku tak mengerti….., .Mu’alif  tampak mengangguk-ngangguk sambil asyik dengan buku yang lagi di bacanya.

Sesekali tangannya bergerak-gerak bagai alat peraga, Ada rasa penasaran dan berjuta tanda tanya di kepalaku, “ apa yang lagi mereka ceritakan, hingga tampak sangat serius seperti itu?”

“Do, kantin yuk..!!” ajak Wulan,Ranti, dan Wenny, yang m embuat pandangan dan konsentrasiku terhenti.

“ Malas…..” teriakku pada mereka.

“ Ehm….ganggu ajah si, orang kan lagi serius,” gumamku kesal
Mereka bertiga memang sering ganggu ketika aku lagi asyik-asyiknya melakukan sesuatu, tapi merekalah yang menjadi sahabat akrabku di kelas XII IPA3, mereka baik, asyik dan menyenangkan, Wenny dengan lolanya yang minta ampun membuat ku semangat ngejahilinnya. apalagi Ranti sama Wulan… mereka sudah seperti saudaraku, kami udah sama-sama dari bangku SD.

Ranti adalah cewek centil dengan rambut keriting, tuh mulutnya gak pernah berhenti ngomong, kadang aku ingin sekali menutup rapat mulutnya agar berhenti ngomong, apalagi saat aku lagi berkonsentrasi untuk mengerjakan soal, satu lagi kebiasaan Ranti yang membuat mataku sakit, gak lagi belajar.. gak lagi makan, sibuk banget dengan handphonenya. Wulan.. yang ini juga centil, tapi biasanya kita berdua sehati dalam melakukan suatu hal, bahkan orang yang kita kagumi adalah orang yang sama.
Biasanya kami selalu ber empat, persahabatan kami memang indah, bahkan satu permen pun akan kami bagi empat demi kebersamaan kami,  makanya tak jarang kami menjadi bahan pembicaraan teman-teman di kelas yang usil. 
Banyak permasalahan dan ujian yang harus kami hadapi demi sebuah persahabatan ini. Bahkan kami ber empat pernah di kucilkan oleh teman-teman di kelas.
           
         Tapi semua itu ku anggap masa lalu sajalah, walau bagaimanapun aku menyayangi semua teman-temanku, apalagi teman-teman XII IPA3, sebenarnya mereka pada asyik dan menyenangkan, hanya saja sering terjadi salah paham di antara kami, yah inilah resiko berteman, tak kan mungkin tanpa masalah, bukan kah hidup ini penuh dengan ujian?
Sekarang..perpisahan benar-benar sudah di depan mata, “akan tetap ku pancarkan senyuman buat mereka,  teman-teman….ku!” :-)

Perpisahan yang akan terjadi nanti bukanlah akhir dari segalanya, namun ini justru akan menjadi awal dalam kesuksesan kami, awal dari harapan-harapan yang akan kami raih.
Segala rindu yang nanti muncul akan kami jadikan sebuah semangat untuk tetap melanjutkan mimpi-mimpi kami. “ Aku sayang sama kalian teman-temanku…”  ucapku dalam hati, sambil mengamati mereka.    
          
Satu hal yang ingin aku sampaikan pada teman-temanku…” Tetaplah bersamaku dalam suka dan duka…, karena di dalam diri kalian ada semangatku, mari kita berjuang bersama-sama teman…! Meraih setiap mimpi kita, ayo....kita ukir kenangan terindah dalam kebersamaan ini. Suka dan duka kita jadikan itu sebagai memori yang akan selalu kita ingat dalam menapaki perjalanan hidup kita yang baru nanti. Jiwa kita memang akan berpisah. Tapi ikatan persahabatan kita tak akan terpisah. Meskipun baju putih abu-abu ini akan kita lepas, persahabatan ini akan tetap menjadi hal yang terindah.”

“ YOU ALL MAKE MY BREATH OVER MEAN, I LOVE YOU VERY MUCH MY FRIENDS.”  Teriakku dengan semangat..:-)

 



           
           

You Might Also Like

6 komentar

Top Categories